Text
Manajemen pasien simulasi di pendidikan kedokteran dan kesehatan
Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan diselenggarakan melalui kurikulum pendidikan akademik dan klinik. Pada pendidikan akademik pembelajaran dipusatkan dengan aktivitas di dalam kampus. Kuliah, simulasi, dan kunjungan rumah sakit merupakan beberapa kegiatan yang diprogramkan untuk mahasiswa. Sementara itu, pembelajaran klinik yang diselenggarakan setelah akademik berakhir menggunakan wahana rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, maupun komunitas.
Tahap pendidikan akademik membutuhkan lingkungan pembelajaran yang representatif. Mahasiswa memiliki kesempatan yang sangat terbatas untuk melatih pengetahuan dan keterampilan, khususnya yang berkaitan dengan interaksi pasien. Metode simulasi menjadi salah satu opsi untuk menanggulangi hambatan ini.
Simulasi memungkinkan pembelajaran dapat diselenggarakan di lingkungan yang aman, yaitu laboratorium. Dalam aktivitas ini, pasien simulasi memiliki peran serta yang cukup besar. Pasien simulasi membantu meningkatkan tingkat realitas pembelajaran sehingga mahasiswa dapat memahami tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga kesehatan secara mendalam.
Pasien simulasi pun bukan individu yang secara acak dilibatkan. Perlu proses yang cukup panjang. Pengelolaan pasien simulasi juga membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit, termasuk dalam upaya menjaga performa peran dan pencapaian tujuan pembelajaran. Tata kelola pasien simulasi yang bertanggung jawab menghadirkan manfaat bagi mahasiswa, pengelola, dan institusi pendidikan. Best-practices dari berbagai negara hadir untuk menguatkan model tata kelola yang sesuai dalam konteks sosial-budaya masyarakat Indonesia.
Tidak tersedia versi lain