Apakah Anda sekarang merasa menderita? Anda merasa hidup selalu dirundung kesialan, takdir jelek, dan nasib yang buruk? Apakah Anda bertanya-tanya, kenapa hidup orang lain bisa berjalan mulus dan lancar, bisa bahagia dan sukses, seolah mereka dinaungi dewi keberuntungan, sedangkan diri Anda tidak?

Ingatlah ini; Anda tidak sendirian! Banyak yang merasakan hal yang sama kala hidup terasa terpuruk. Umumnya, kita akan langsung menyalahkan nasib dan takdir kita. Namun, apa benar, semua itu terkait dengan nasib dan takdir? Lantas, apakah kita bisa mengubah nasib dan takdir kita sendiri?

Buku ini akan mengajak kita membongkar rahasia mengapa sebagian orang bernasib baik, sedangkan sebagian lainnya bernasib buruk. Namun, yang terpenting adalah kita juga akan menyadari bahwa sebenarnya ada hal lain yang selama ini tidak kita ketahui; kunci rahasia kebahagiaan dan kesuksesan orang-orang yang kita anggap beruntung.

Bacalah buku ini, dan mulailah menciptakan keberuntungan untuk diri sendiri!

Tentang Takdir dan Keberuntungan

● Hidup Anda adalah Pilihan Anda!

Membangun Self-Awareness

● Dua Cara Terbaik Menyikapi Nasib Buruk

● Choice, Chance, Change!

dan lain-lain.

Merasa Hidupmu Menderita karena Nasib Buruk dan Takdir? Baca Dulu Buku Ini!

A nda tidak sendirian! Ada jutaan manusia di bumi ini yang merasa hidupnya menderita karena nasib buruk dan takdir. Saat kariernya berjalan di tempat, ia mengeluh, "Tuhan

tak pernah memberikan saya peluang untuk naik jabatan."

Saat bisnisnya gulung tikar, ia mengeluh, "Saya bernasib buruk bertemu dengan relasi yang suka menipu."

Saat rumah tangganya berantakan, ia berkata, "Ini sudah takdir. Aku dan dia memang sudah tak lagi cocok."

Para pencuri yang tertangkap selalu berkata, "Saya mencuri karena terpaksa. Keluarga saya bernasib buruk, tidak seperti kalian. Kami miskin dan tidak bisa mendapatkan makanan selain dari hasil mencuri."

Bahkan beberapa hari sebelum naskah ini ditulis, seorang selebritas terkenal di tanah air bersama suaminya, pengusaha kaya, ditangkap oleh polisi karena mengonsumsi sabu-sabu